tag:blogger.com,1999:blog-79471143043649910582024-03-13T13:27:41.631-07:00D' Last One 05D' LAST ONE 05http://www.blogger.com/profile/02989574205233313129noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-7947114304364991058.post-83061882461148643472009-10-03T20:51:00.001-07:002009-10-03T20:52:08.648-07:00Percobaan MeldeJika tali yang panjangnya l, dibentangkan dan diberi beban lewat katrol seperti gambar di samping serta ujung A digetarkan terus menerus, maka pada tali akan terbentuk gelombang transversal yang stasioner (diam).<br />Percobaan ini pertama kali dilakukan oleh Melde untuk menentukan cepat rambat gelombang transversal pada tali.<br />Dari hasil percobaannya Melde menemukan kesimpulan bahwa cepat rambat gelombang pada tali adalah :<br />berbanding lurus dengan akar kwadrat tegangan tali (F)<br />berbanding terbalik dengan akar kwadrat massa per satuan panjang tali (μ)<br />Dari dua pernyataan di atas dapat dituliskan dengan persamaan :<br />, dimana F ( m.g) = gaya tegangan tali ( N )<br />μ = massa per satua panjang tali ( kg /m )<br />v = cepat rambat gelombang pada tali ( m/s )D' LAST ONE 05http://www.blogger.com/profile/02989574205233313129noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7947114304364991058.post-51345092260235840472009-09-30T23:29:00.000-07:002009-09-30T23:45:32.341-07:00GELOMBANG STASIONER<b><span style="color:#0000ff;">1. Pengertian</span> <span style="color:#0000ff;">Gelombang</span></b><br />Gelombang adalah rambatan <a class="external" href="http://www.total.or.id/info.php?kk=energy" rel="nofollow" target="_blank">energi</a> dengan tidak disertai perpindahan partikelnya.<br /><br /><br /><b><span style="color:#0000ff;">2. Macam-macam Gelombang</span></b><br /><br /><span style="color:#00ff00;">1. Berdasarkan</span> <span style="color:#00ff00;">arah rambatannya</span> <span style="color:#00ff00;">ada dua macam</span> <span style="color:#00ff00;">gelombang, yaitu :</span><br />1. Gelombang transversal<br />2. Gelombang longitudinal<br /><br /><span style="color:#00ff00;">2.</span> <span style="color:#00ff00;">Berdasarkan <a class="external" href="http://www.total.or.id/info.php?kk=media" rel="nofollow" target="_blank">medium</a> perambatannya :</span><br />1. Gelombang mekanik<br />2. Gelombang elektromagnetik<br /><br /><span style="color:#00ff00;">3. Berdasarkan</span> <span style="color:#00ff00;">amplitudonya :</span><br />1. Gelombang berjalan<br />2. Gelombang stasioner<br /><br /><br /><b><u><span style="color:#ffa500;">Gelombang transversal</span></u></b><br /><br /><a class="external" href="http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-gelombang-dan-jenis-macam-gelombang-transversal-longitudinal" rel="nofollow" target="_blank">Gelombang transversal</a> adalah <a class="external" href="http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-gelombang-dan-jenis-macam-gelombang-transversal-longitudinal" rel="nofollow" target="_blank">gelombang</a> yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatnya.<br /><br /><span style="color:#ff0000;">Contohnya :</span> gelombang tali, gelombang pada permukaan air.<br /><img alt="Gejala dan Ciri-ciri Gelombang Home - Gejala dan Ciri-ciri Gelombang" src="http://image.wetpaint.com/image/1/mt9iUK0Ogv1rAd0M4h8n3g17961/GW480H242" title="Gejala dan Ciri-ciri Gelombang Home - Gejala dan Ciri-ciri Gelombang" width="480" align="bottom" height="242" /><br /><br />Perambatan gelombang trasversal berbentuk bukit dan lembah.<br /><br />Beberapa istilah yang berkaitan dengan gelombang transversal, antara lain :<br />- Puncak gelombang adalah titik-titik tertinggi pada gelombang, misalnya b dan f.<br />- Dasar gelombang adalah titik-titik terendah pada gelombang, misalnya d dan h.<br />- Bukit gelombang, misalnya lengkungan a-b-c dan g-h-i.<br />- Lembah gelombang, misalnya cekungan c-d-e dan g-h-i.<br />- Amplitudo (<i>A</i>) adalah nilai simpangan terbesar yang dapat dicapai partikel.<br />- Panjang gelombang (<i>l</i>) adalah jarak antara dua puncak yang berurutan, misalnya b-f, atau jarak antara dua dasar yang berurutan, misalnya d-h.<br />- Periode (<i>T</i>) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang, atau selang waktu yang diperlukan untuk dua puncak yang berurutan atau dua dasar yang berurutan.<br /><br /><br /><b><u><span style="color:#ffa500;">Gelombang longitudinal</span></u></b><br /><br /><a class="external" href="http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-gelombang-dan-jenis-macam-gelombang-transversal-longitudinal" rel="nofollow" target="_blank">Gelombang longitudinal</a> adalah gelombang yang arah getarnya searah dengan rambatannya.<br /><span style="color:#ff0000;">Misalnya :</span> gelombang pada pegas, gelombang pada bunyi.<br /><img alt="Gejala dan Ciri-ciri Gelombang Home - Gejala dan Ciri-ciri Gelombang" src="http://image.wetpaint.com/image/2/L-hGQkyEKRIBLyEx5cXONQ10824/GW318H289" title="Gejala dan Ciri-ciri Gelombang Home - Gejala dan Ciri-ciri Gelombang" width="318" align="bottom" height="289" /><br />Panjang gelombang (<i>l</i>) merupakan jarak antara dua pusat regangan yang berdekatan atau jarak antara dua pusat rapatan yang berdekatan, sedangkan jarak antara pusat <a class="external" href="http://rajaloadcell.com/faq.html" rel="nofollow" target="_blank">regangan</a> dan pusat rapatan yang berdekatan adalah setengah panjang gelombang ( ½ <i>l</i>).<br /><br /><table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody> <tr> <td width="14"><br /></td></tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td></tr></tbody></table>Hubungan periode dan <a class="external" href="http://www.total.or.id/info.php?kk=frequency" rel="nofollow" target="_blank">frekuensi </a>adalah : <br /><br />Cepat rambat gelombang (<i>v</i>) :<br />adalah jarak yang ditempuh tiapsatuan waktu<br /><br />untuk <i>s</i> = <i>l</i> dan <i>t </i>= <i>T</i><br />maka atau v = <i>l f</i><br /><b><span style="color:#0000ff;"><br />5. Fase Gelombang</span></b><br /><br />Fase gelombang menyatakan keadaan getaran suatu titik pada gelombang yang berkaitan dengan simpangan dan arah getarannya.<br />Dua titik dikatakan fasenya sama, apabila arah getaran dan simpangannya sama. Demikian pula dua titik memiliki fase berlawanan, apabila simpangannya sama tetapi arahnya berlawanan.<br />Titik-titik pada gelombang yang memiliki fase sama :<br />1. O dan U<br />2. P dan V<br />3. S dan Y, dan seterusnya.<br />Jarak antara dua titik berdekatan yang memiliki fase sama : D<i>x</i><br />D<i>x</i> = (2<i>n</i>) x ½ <i>l</i><br /><i>n</i> = 0,1,2, ……<br />Titik-titik yang memiliki fase berlawanan :<br />1. O dan R<br />2. P dan S<br />3. S dan V, dan seterusnya.<br />Jarak antara dua titik berdekatan yang fasenya berlawanan :<br />2<i>n</i>+1 = bilangan ganjil<br /><br /><br /><br /><b><span style="color:#0000ff;">6. Energi Gelombang</span></b><br /><br />Sewaktu gelombang melalui medium, energi dipindahkan dalam bentuk getaran dari partikel satu ke partikel lainnya dalam medium, tetapi partikel-partikel sendiri tidak ikut berpindah. Ternyata energi yang dipindahkan oleh gelombang sebanding dengan :<br />1. Kuadrat amplitudonya<br /><i>E</i> µ <i>A2</i> atau <i>E</i> = <i>A2</i><br />2. Kuadrat frekuensinya<br /><i>E</i> µ <i>f 2</i> atau <i>E</i> = <i>f 2</i><br /><br /><b><span style="color:#00ff00;">. Gelombang</span> <span style="color:#00ff00;">Stasioner</span></b><br /><br />Seutas tali yang salah satu ujungnya diikat tetap (ujung tetap) digetarkan. Pada tali merambat gelombang menuju ke ujung tetap kemudian dipantulkan kembali oleh ujung tetap. Pada keadaan tertentu interferensi gelomang datang dan gelombang pantul menghasilkan gelombang stasioner. Pada gelombang stasioner tedapat titik-titik yang tampak tidak bergerak (simpangan = 0). Titik ini dinamakan <i>simpul</i>. Di sebelah titik simpul terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo berbeda. Titik ini dinamakan <i>perut</i>. Pada <a class="external" href="http://riyn.multiply.com/journal/item/47/Gelombang" rel="nofollow" target="_blank">gelombang stasioner</a> terdapat titik simpul dan titik perut yang saling bergantian dengan jarak ¼<i>l, </i>dan jarak antara simpul yang berdekatan atau perut yang berdekatan sebesar ½<i>l</i>.<br /><br /><br /><table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"> <tbody> <tr> <td><br /></td> <td colspan="2"><br /></td></tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td></tr> <tr> <td><br /></td> <td rowspan="2" align="left"><br /></td> <td><br /></td></tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td></tr> <tr> <td><br /></td> <td><br /></td> <td><br /></td></tr></tbody></table><br /><b><u><span style="color:#0000ff;">Cepat rambat gelombang stasioner dalam dawai</span></u></b>(HUKUM MELDE)<br /><br />Percobaan Melde yang dilakukan dengan menggunakan sebuah garputala, dawai, beban, dan vibrator menghasilkan gelombang stasioner dalam dawai. Cepat rambat gelombang stasioner tersebut memenuhi persamaan :<br />, dengan<br />v = cepat rambat gelombang (m/s)<br />F = gaya tegangan (N)<br />m = massa persatuan panjang (kg/m)<br /><br /><h2> <span class="mw-headline"> b. Gelombang Stasioner<br /> </span></h2> <p> Adalah gelombang yang memiliki amplitudo yang berubah – ubah antara nol sampai nilai maksimum tertentu.<br />Gelombang stasioner dibagi menjadi dua, yaitu gelombang stasioner akibat pemantulan pada ujung terikat dan gelombang stasioner pada ujung bebas.<br /> </p><p> <a href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:A.jpg" class="image" title="gambar:a.jpg"><img alt="gambar:a.jpg" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/6/67/A.jpg" width="216" border="0" height="216" /></a> <a href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:B.jpg" class="image" title="gambar:b.jpg"><img alt="gambar:b.jpg" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/5/56/B.jpg" width="216" border="0" height="216" /></a> </p><p><br /> </p><p>Seutas tali yang panjangnya l kita ikat ujungnya pada satu tiang sementara ujung lainnya kita biarkan, setela itu kita goyang ujung yang bebas itu keatas dan kebawah berulang – ulang. Saat tali di gerakkan maka gelombang akan merambat dari ujung yang bebas menuju ujung yang terikat, gelombang ini disebut sebagai gelombang dating. Ketika gelombang dating tiba diujung yang terikat maka gelombang ini akan dipantulkan sehingga terjadi interferensi gelombang.<br /> Untuk menghitung waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0 ke titik P adalah (l- x)/v . sementara itu waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat dari titik 0 menuju titik P setelah gelombang mengalami pemantulan adalah(l+x)/v , kita dapat mengambil persamaan dari gelombang dating dan gelombang pantul sebagai berikut: </p><p><br /> </p><p><b>y<sub>1</sub>= A sin 2π/T (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang,</b> </p><p><b>y<sub>2</sub>= A sin 2π/T (t- (l+x)/v+ 180<sup>0</sup>) untuk gelombang pantul</b><br /> </p><p>Keterangan:<br /><b>a. Gambar pemantulan gelombang pada ujung tali yang terikat.<br />b. Gambar pemantulan gelombang pada ujung tali yang dapat bergerak bebas.</b><br /> </p><p><br />sehingga untuk hasil interferensi gelombang datang dan gelombang pantul di titik P yang berjarak x dari ujung terikat adalah sebagai berikut: </p><p><br />y = y<sub>1</sub>+ y<sub>2</sub><br /> =A sin 2π (t/T- (l-x)/λ)+ A sin2π(t/T- (1+x)/λ+ 180<sup>0</sup> )<br /> Dengan menggunakan aturan sinus maka penyederhanaan rumus menjadi:<br /> sin A + sin B = 2 sin 1/2 (A+B) - cos1/2 (A-B) </p><p><br /><b>Menjadi:</b><br />y= 2 A sin (2π x/λ ) cos 2π (t/T - l/λ)<br />y= 2 A sin kx cos (2π/T t - 2πl/λ)<br /> </p><p><b>Rumus interferensi</b><br /> </p><p><b>y= 2 A sin kx cos (ωt- 2πl/λ)</b><br /> </p><p><b>Keterangan :</b><br />A = amplitude gelombang datang atau pantul (m)<br />k = 2π/λ<br />ω = 2π/T (rad/s)<br />l = panjang tali (m)<br />x = letak titik terjadinya interferensi dari ujung terikat (m)<br />λ = panjang gelombang (m)<br />t = waktu sesaat (s)<br />Ap = besar amplitude gelombang stasioner (AP)<br />Ap = 2 A sin kx<br />Jika kita perhatikan gambar pemantulan gelombang diatas , gelombang yang terbentuk adalah gelombang transversal yang memiliki bagian – bagian diantaranya perut dan simpul gelombang. Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum sedangkan simpul gelombang terjadi saat amplitudonya minimum. Dengan demikian kita akan dapat mencari letak titik yang merupakan tempat terjadinya perut atau simpul gelombang.<br /><br />T<b>empat simpul (S) dari ujung pemantulan</b><br />S=0,1/2 λ,λ,3/2 λ,2λ,dan seterusnya<br />=n (1/2 λ),dengan n=0,1,2,3,…. </p><p><b>Tempat perut (P) dari ujung pemantulan</b><br />P= 1/4 λ,3/4 λ,5/4 λ,7/4 λ,dan seterusnya<br />=(2n-1)[1/4 λ],dengan n=1,2,3,….<br /> </p> <a name="Superposisi_gelombang"></a><h3> <span class="mw-headline"> Superposisi gelombang </span></h3> <p> Jika ada dua gelombang yang merambat pada medium yang sama, gelombang-gelombang tersebut akan dating di suatu titik pada saat yang sama sehingga terjadilah superposisi gelombang . Artinya, simpangan gelombang – gelombang tersebut disetiap titik dapat dijumlahkan sehingga menghasilkan sebuah gelombang baru.<br /> Persamaan superposisi dua gelombang tersebut dapat diturunkan sebagai berikut:<br /><b>y<sub>1 </sub>= A sin ωt ; y<sub>2</sub> = A sin (ωt+ ∆θ) </b><br /> Kedua gelombang tersebut memiliki perbedaan sudut fase sebesar Δθ<br />Persamaan simpangan gelombang hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah: </p><p><b>y = 2 A sin (ωt+ ∆θ/2) cos(∆θ/2) </b><br /> </p><p><br /> </p><p> Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.<br />Dengan 2A cos (∆θ/2) disebut sebagai amplitude gelombang hasil superposisi.<br /> </p><p><br /> </p> <a name="Gelombang_Stasioner_Pada_Ujung_Bebas"></a><h3> <span class="mw-headline"> Gelombang Stasioner Pada Ujung Bebas </span></h3> <div class="floatleft"><span><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Gel.stasioner_ujung_bebas.jpg" class="image" title="gambar:gel.stasioner ujung bebas.jpg"><img alt="gambar:gel.stasioner ujung bebas.jpg" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/9/9c/Gel.stasioner_ujung_bebas.jpg" class="thumbborder" width="504" border="0" height="288" /></a></span></div><br /> <p><br />Pada gelombang stasioner pada ujung bebas gelombang pantul tidak mengalami pembalikan fase. Persamaan gelombang di titik P dapat dituliskan seperti berikut:<br /><b>y<sub>1</sub>=A sin〖2π/T 〗 (t- (l-x)/v) untuk gelombang datang<br /></b> </p><p><b>y<sub>2</sub>=A sin〖2π/T 〗 (t- (l+x)/v) untuk gelombang pantul</b><br /> </p><p><br /> </p><p>y = y1 + y2<br /> = A sin 2π/T (t- (l-x)/v) + A sin 2π/T (t- (l+x)/v)<br /> y = 2 A cos kx sin2π(t/T- 1/λ) </p><p><br /> </p><p><b>Rumus interferensi antara gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas, adalah:</b><br /> </p><p><b>y=2 A cos 2π (x/λ) sin2π(t/T- l/λ) </b><br /> </p><p>Dengan:<br />As=2A cos2π(x/λ) disebut sebagai amplitude superposisi gelombang pada pemantulan ujung tali bebas.<br /> </p><p><br />Ap = 2 A cos kx adalah amplitudo gelombang stasioner.<br />1) Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:<br /> <br /> </p> <table width="200" border="1" cellpadding="1" cellspacing="1"> <tbody><tr> <td> Ap maksimum saat cos〖(2π x)/( λ)〗= ±1 sehingga<br /> x= (2n) 1/4 λ,dengan n = 0,1,2,3,……. </td></tr></tbody></table> <p>.<br /> </p><p>2) Simpul gelombang terjadi saat amplitudo gelombang minimum, ditulis sebagai berikut:<br /><br /> </p> <table width="200" border="1" cellpadding="1" cellspacing="1"> <tbody><tr> <td> Ap minimum saat cos〖(2π x)/( λ)〗=0 sehingga<br />x= (2n +1) 1/4 λ,dengan n = 0,1,2,3,……..<br /><br /></td></tr></tbody></table> <p><br /> </p> <a name="Gelombang_stasioner_pada_ujung_terikat"></a><h3> <span class="mw-headline"> Gelombang stasioner pada ujung terikat<br /> </span></h3> <div class="floatright"><span><a href="http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Stasioner_ujung_terikat.jpg" class="image" title="gambar:stasioner ujung terikat.jpg"><img alt="gambar:stasioner ujung terikat.jpg" src="http://www.crayonpedia.org/wiki/images/8/89/Stasioner_ujung_terikat.jpg" class="thumbborder" width="400" border="0" height="272" /></a></span></div><br /> <p> Persamaan gelombang datang dan gelombang pantul dapat ditulis sebagai berikut:<br /> </p><p><b>y<sub>1</sub>= A sin2π (t/T- (l-x)/λ) untuk gelombang datang<br /></b> </p><p><b>y<sub>2</sub>= A sin2π (t/T- (l+x)/λ) untuk gelombang pantul</b><br /> </p><p>'<i><b><br /></b></i> </p><p><b>Superposisi gelombang datang dan gelombang pantul di titik q akan menjadi:''''</b><i><br />y = y<sub>1</sub> + y<sub>2</sub><br />y=A sin 2π (t/T- (l-x)/λ) - A sin2π(t/(T ) – (l+x)/λ)<br /></i> </p><p><br /><b>Dengan menggunakan aturan pengurangan sinus,</b><br />sinα - sinβ = 2 sin 1/2 (α-β) cos1/2 (α+β)<br /> </p><p><br /><b>Persamaan gelombang superposisinya menjadi</b><br />y = 2 A sin 2π(x/λ) cos2π (t/T- l/λ)<br /> </p><p>Amplitudo superposisi gelombangnya adalah:<br /> </p><p>As = 2A sin2π(x/λ)<br /> </p> <a name="Dengan_As_adalah_amplitudo_gelombang_superposisi_pada_pemantulan_ujung_terikat."></a><h4> <span class="mw-headline"> Dengan As adalah amplitudo gelombang superposisi pada pemantulan ujung terikat. </span></h4> <a name="1.29_Perut_gelombang_terjadi_saat_amplitudonya_maksimum.2C"></a><h5> <span class="mw-headline"> 1) Perut gelombang terjadi saat amplitudonya maksimum,<br /> </span></h5> <p> karenanya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:<br /> Ap=2 A sin 2π/λ x<br />Ap maksimum terjadi saat sin 2π/λ x= ±1 sehingga<br /> x= (2n+1) 1/4 λ,dengan n=0,1,2,3…….<br /> </p> <a name="2.29_Simpul_gelombang_terjadi_saat_amplitudonya_minimum.2C"></a><h5> <span class="mw-headline"><br />2) Simpul gelombang terjadi saat amplitudonya minimum,<br /> </span></h5> <p> yang dapat ditulis sebagai berikut:<br /> Ap=2 A sin(2π/λ) x<br /><b> Ap minimum terjadi saat sin 2π/λ x = 0 sehingga</b><br /> x = (2n) 1/4 λ,dengan n=0,1,2,3,…..<br /> </p>D' LAST ONE 05http://www.blogger.com/profile/02989574205233313129noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7947114304364991058.post-81646907108676370322009-08-28T23:40:00.000-07:002009-08-28T23:51:06.055-07:00Polarisasi Pembiasan GandaBila sinar melalui bahan kristal yang mempunyai dua nilai indeks bias ( Misal: Kalsit atau Kuarsa ) maka, sinar akan menghasilkan dua pembiasan. Sinar pertama disebut Sinar Biasa yang dibiaskan tegak lurus bidang. Sinar ke dua disebut Sinar Istimewa atau Luar Biasa yang dibiaskan membelok. Sinar pertama mematuhi Hukum Snellius karena sinarnya tidak sama dengan dibelokkan, sedangkan sinar kedua tidak mematuhi Hukum Snellius karena memiliki kelajuan yang berbeda. Jadi, kedua sinar tersebut memiliki kelajuan yang berbeda.D' LAST ONE 05http://www.blogger.com/profile/02989574205233313129noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7947114304364991058.post-57687072638066290822009-08-21T19:23:00.000-07:002009-08-21T19:32:19.804-07:00Introducing<p><span style="font-family:georgia;">Hai , salam kenal . . . </span></p><p><span style="font-family:georgia;"></span></p><p><span style="font-family:georgia;">Kami dari kelompok D-lastone khususnya kelompok 5 , yang terdiri dari :</span></p><p><span style="font-family:georgia;">-Ria Syafa'atur [12]</span></p><p><span style="font-family:georgia;">-Ricky Andrianto [13]</span></p><p><span style="font-family:georgia;">-Selva Rosyta [28]</span></p><p><span style="font-family:georgia;">-Alfian Fajar [32]</span></p><p><span style="font-family:georgia;"></span></p><p><span style="font-family:georgia;">Kami membuat blog ini karena tugas fisika yang menggunakan pembelajaran berbasis IT . </span></p><p><span style="font-family:georgia;">Di Blog ini , kalian bisa lebih termotivasi lagi untuk giat belajar tentang apa itu "FISIKA" .</span></p><p><span style="font-family:georgia;"></span></p><p><span style="font-family:georgia;">So. . . . Let's get your motivated ! ! !</span></p>D' LAST ONE 05http://www.blogger.com/profile/02989574205233313129noreply@blogger.com1